54 Orang Lulus UKW Bali, Wartawan Saksi Sejarah

54 Orang Lulus UKW Bali, Wartawan Saksi Sejarah
20 Maret 2021 | MediaCentre2

Denpasar (Atnews) - Sebanyak 54 wartawan telah dinyatakan lulus Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) Bali yang berlangsung selama dua hari, 19-20 Maret di Denpasar, Sabtu (20/3).

Dengan melibatkan lembaga penguji wartawan London School of Public Relation (LSPR) berkolaborasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) yang difasilitasi oleh Dewan Pers.

Kegiatan itu diuji oleh Sri Tunggul Pannindria, Yosep Suprayogi, Sigit Setiono, Marta Warta Silaban, Joe Harrianto Setiawan, Indria Purnamahadi, Prof. Rajab Ritonga, IGMB Dwikora Putra dan Emanuel Dewata Oja.

Ketua PWI Bali IGMB Dwikora Putra memberikan apresiasi terhadap terselenggaranya UKW Bali yang lulus 100 persen. 

"Jarang terjadi lulus 100 persen dari pengalaman menguji UKW ke daerah - daerah, " ungkapnya. 

Kegiatan itu merupakan agenda penting dalam kinerja PWI Bali, pihaknya akan mengadakan beberapa gelombang UKW. 

Saat ini anggota PWI Bali sudah memiliki 350 wartawan, dalam waktu dekat, PWI Bali kerjasama dengan Pegadaian kembali akan menggelar UKW.

Untuk itu, sinergi pelaksanaan UKW yang yang melibatkan LPSR, PWI,  IJTI dan Dewan Pers agar tetap dijaga dengan baik. 

Diharapkan para wartawan dapat menjaga dan mempertanggungjawabkan kartu kompetensi yang diterima bekerja secara profesional.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemberdayaan Organisasi Dewan Pers Asep Setiawan mengharapkan ajang UKW dalam melahirkan  wartawan kompeten. 

Upaya itu untuk mendorong wartawan terus melakukan pembaharuan pengetahuan hari demi hari. 

Dalam menghadapi tantangan dunia pers yang semakin kompleks di tengah perkembangan arus media sosial. 

Menurutnya, dirinya sering mendapatkan keluhan dari narasumber baik dari pemerintah dan swasta akibat ulah wartawan yang kurang kompeten.

Untuk itu, wartawan dapat menjaga kode etik jurnalistik (KEJ) dengan konsisten mengingat pers sebagai pilar demokrasi.

"Wartawan agar dapat mengubah paradigma sebagai saksi sejarah detik ke detik bahkan wartawan juga pelaku sebagai sejarah," ungkapnya. 

Maka dari itu, kerja pers jadi secerah harapan di tengah arus media sosial dan buzzer di tengah pandemi Covid-19. (ART/001) 

Selengkapnya di tautan berikut : https://atnews.id/portal/news/8010