Siaran Pers dari Dewan Pers
Peserta Bali Media Forum Dorong Peliputan Pemilu yang Adil
Nusa Dua, Bali - Peserta Bali Media Forum (BMF) Kelima yang berkumpul di Nusa Dua, Bali, 6-8 November 2013, mengeluarkan deklarasi untuk mendorong kemerdekaan pers dan independensi jurnalis di seluruh dunia, khususnya terkait dengan peliputan tentang pemilu. Peserta BMF yang berasal dari 24 negara juga merumuskan lima program utama yang akan ditindaklanjuti pada tahun 2014. Deklarasi dan program tersebut menyangkut tema BMF tahun ini “Etika, Jurnalisme dan Demokrasi: Menghilangkan Pernyataan Kebencian dari Media dan Politik (Ethics, Journalism and Democracy: Taking the Hate out of Media and Politics).”
Deklarasi tersebut, antara lain, menegaskan media dan pemimpin redaksi harus menyiapkan wartawannya untuk meliput pemilu dengan menyusun pedoman peliputan dan memastikan para wartawannya terlatih serta menyadari kewajiban etis mereka.
Selanjutnya, media harus waspada terhadap segala bentuk gangguan terhadap pekerjaan jurnalistik, penggunaan media untuk menyebarkan kebohongan, kebencian dan informasi yang dirancang untuk menghasut perselisihan di masyarakat.
Selain itu, media harus memiliki sistem internal untuk menghindari adanya konflik kepentingan, untuk mempromosikan transparansi dan independensi editorial serta untuk melindungi dari gangguan yang tidak semestinya terhadap ruang redaksi oleh pemilik dan pemegang saham perusahaan pers.
Di dalam bagian lain deklarasi ditegaskan, media harus terus-menerus memperbarui cakupan pemberitaan dan memastikan liputan yang berimbang. Media harus memastikan semua kandidat serta partai besar dan partai kecil diperlakukan dengan pertimbangan yang sama. Pendapat kelompok minoritas dan kelompok marjinal yang rentan juga harus didengar.
Peserta BMF mendorong organisasi media dan wartawan bekerja sama melakukan berbagai langkah terkait peliputan tentang pemilu mencakup, antara lain, jaminan dari pemerintah dan partai politik tentang keselamatan dan keamanan jurnalis; menghindari upaya memanipulasi media dengan cara yang korup; menghapus segala bentuk pernyataan politik yang menghasut kebencian atau kekerasan.
Sementara itu, program yang akan ditindaklanjuti oleh peserta BMF pada tahun 2014, antara lain, mendukung pembentukan jaringan Dewan Pers di kawasan Asia - Pasifik untuk membantu kampanye tentang kemerdekaan, independensi dan pluralisme media; melakukan studi global tentang jurnalisme untuk mendukung kampanye melawan penyimpangan di dalam media; melakukan pelatihan tentang peliputan pemilu di negara-negara yang menyelenggarakan pemilu pada tahun 2014. Program lain, melakukan pertukaran informasi dan praktik terbaik tentang etika peliputan pemilu, khususnya sebagai upaya menciptakan solidaritas antar media dan untuk menyepakati standar umum dalam pelaporan pemilu.
BMF Kelima
BMF yang berlangsung tiga hari ini merupakan bagian dari penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Nusa Dua, Bali, 7 November 2013. Selama tiga hari, 70 peserta BMF representasi dari jurnalis, organisasi wartawan, Dewan Pers dari sejumlah negara, dan lembaga pendukung media membicarakan berbagai topik, antara lain, etika pers, politik, kebebasan berekspresi, media sosial, dan pemilu.
BMF Kelima dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Wardana, dan Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, pada 6 November 2013. Empat lembaga terlibat sebagai penyelenggaranya, yaitu Dewan Pers Indonesia, Thomson Foundation, Institute for Peace and Democracy (IPD), dan Ethical Journalism Network (EJN). Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Ingemar Traavik, turut menyampaikan materi dalam salah satu sesi dialog.
Wawancara lebih lanjut tentang acara BMF ini dapat mengubungi Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri-Dewan Pers, Nezar Patria. Silakan unduh Deklarasi BMF selengkapnya dari lampiran di bawah. (Dewan Pers)