Jakarta (Berita Dewan Pers) - Dewan Pers menilai VIVAnews (www.vivanews.com) kurang sensitif terhadap persoalan SARA dengan menurunkan berita berjudul "Gereja Katolik Jerman Bisnis Majalah Porno" pada Minggu, 30 Oktober 2011. Penilaian ini disampaikan Dewan Pers kepada pimpinan VIVAnews saat pertemuan di Sekretariat Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (9/11).
Pertemuan Dewan Pers dengan VIVAnews ini sebagai tindaklanjut pengaduan psikolog Linda Gunawan kepada Dewan Pers.
Lebih lanjut, menurut Dewan Pers, berita VIVAnews tersebut mengandung kelemahan karena tidak memuat konfirmasi dari semua sumber kunci sehingga muncul problem akurasi. VIVAnews menerima penilaian Dewan Pers dan meminta maaf kepada pembaca atas pemuatan berita tersebut.
Dalam kasus ini, Dewan Pers menghargai niat baik VIVAnews yang telah membuat berita koreksi berdasarkan bantahan dari penerbit Weltbild dengan judul “Dibantah, Gereja Raup Laba dari Media Porno” pada 2 November 2011.
Selain itu, VIVAnews juga sudah berusaha menghubungi beberapa pengelola laman yang mengopi berita pertama VIVAnews tersebut untuk meminta mereka menghapusnya dan tidak memperdebatkan lagi.
Dengan permintaan maaf ini, Dewan Pers menganggap masalah telah diselesaikan dan VIVAnews tidak bertanggung jawab atas munculnya perdebatan atas berita itu di media atau laman lain. (red)