Penulis kantor berita Amerika Serikat, Associated Press (AP), yang ikut dalam rombongan Presiden George W Bush ke Bogor, Jennifer Loven menulis, "He also shrugged off heavy demonstrations that greeted him in Indonesia, saying it was sign of a healthy democracy."
Kata shrugged off dalam Kamus Inggris Indonesia dari John M Echols dan Hassan Shadily, berarti menganggap enteng atau tidak mengabaikan. Dengan demikian kalimat itu berarti, "Ia (Bush) juga menganggap enteng atau mengabaikan unjuk rasa besar-besaran yang menyambutnya di Indonesia dengan mengatakan, itu adalah tanda dari demokrasi yang sehat."
Kalimat dengan kata shrugged off juga muncul di berita yang dilansir kantor berita Perancis, AFP, dan surat kabar International Herald Tribune (IHT) Selasa (21/11). Wartawan AFP yang ikut rombongan Bush menulis, "Presiden Bush, Senin (20/11), mengabaikan atau menganggap enteng (shrugged off) protes kaum Muslim yang menentang Perang Irak dan tidak senang atas kehadiran AS di Afganistan."
AP, AFP, IHT, dan The Wall Street Journal melukiskan unjuk rasa menentang kunjungan Bush sejak beberapa hari sebelumnya cukup seru dan penuh kebencian terhadap Bush. Ucapan di poster, spanduk atau dalam teriakan kaum pengunjuk rasa yang dicatat AFP, antara lain Bush kriminal perang, Bush teroris, bunuh dia, dan "The blood of George Bush is halal."
Media asing juga menulis ketatnya penjagaan keamanan, hujan yang turun di Bogor, karpet merah besar untuk menyambut Bush, saluran telepon seluler yang diacak-acak dan repotnya pedagang di Bogor. Juga dicatat, Bush sudah dua kali ke Indonesia dan belum pernah sekalipun menginap.
Empat media cetak itu juga mencatat ucapan Presiden Yudhoyono, "The global community must be also responsible for solving the problem in Iraq, not just the United Stated." (Masyarakat global juga mesti bertanggung jawab menyelesaikan masalah Irak, tidak hanya AS).
Yochi J Dreazen, penulis di The Wall Street Journal, mengatakan, "Yudhoyono memberi Bush dorongan yang sangat dibutuhkan soal Irak dengan tidak menyerukan penarikan AS. Para pejabat Gedung Putih terkejut senang dengan nada suara moderat karena perang itu sangat tidak populer di Indonesia."
Namun, media asing tak mencatat ucapan Bush menanggapi pertanyaan wartawati TV7 Isyana. Ia minta pendapat Bush soal kemajuan demokratisasi di Indonesia. Sebelum kalimat Isyana selesai, Presiden ke-43 AS itu memotong. "Ini hasilnya," kata Bush seraya menunjuk ke Presiden Yudhoyono. (J OSDAR)