Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Heru Hendratmoko, mengatakan Dewan Pers selama ini memiliki kelemahan dalam menjalin networking (jaringan kerja). “Networking itu perlu karena Dewan Pers tidak bisa bekerja sendiri,” katanya.
Hal ini diungkapkannya ketika menjadi narasumber acara Dewan Pers Menjawab yang disiarkan TVRI, Rabu, 21 Februari lalu. Dalam acara yang membahas tema “Tantangan Dewan Pers Baru” tersebut hadir juga Anggota Dewan Pers, Abdullah Alamudi, dan praktisi pers, Tjipta Lesmana, sebagai narasumber serta Wina Armada sebagai pemandu acara.
Heru menambahkan, tantangan Dewan Pers ke depan tidak hanya soal sosialisasi tetapi profesionalisme pers. Sebagai satu-satunya lembaga yang diberi kekuasaan oleh UU Pers untuk peningkatan profesionalisme pers, Dewan Pers tidak bisa melupakan para stakeholder-nya, seperti organisasi dan perusahaan pers serta masyarakat.
Menanggapi perlunya networking, Alamudi mengatakan, dalam waktu dekat Dewan Pers baru akan membentuk komisi-komisi dan merekrut tenaga profesional dan para ahli. “Diharapkan ini dapat membantu networking Dewan Pers,” ungkapnya.
Menurut Alamudi salah satu perhatian Dewan Pers ke depan adalah menyadarkan masyarakat bahwa tidak semua pembawa kartu pers adalah wartawan. Hal ini untuk mengatasi penyalahgunaan profesi warawan yang masih sering terjadi dan banyak dikeluhkan masyarakat. Upaya tersebut, Alamudi menambahkan, sesuai dengan kedudukan Dewan Pers yaitu sebagai dewannya masyarakat agar kebebasan pers tidak disalahgunakan.
Sementara itu Tjipta berpendapat tingkah laku buruk sebagian wartawan telah memperburuk citra pers. Sedangkan mengenai adanya sekitar 70 persen media massa yang dianggap belum sehat, menurutnya tidak perlu disikapi dengan membubarkannya. Pers adalah penjaga demokasi dan karena itu harus dibina. “Saya yakin yang jelek berkurang sesuai natural selection”, katanya. (red)