JAKARTA - Dewan Pers meminta wartawan yang menjadi calon anggota legislatif (caleg) untuk cuti sebagai wartawan atau minimal berhenti menulis berita. Sebab dia telah punya benturan kepentingan. Sebagai caleg tentunya wartawan bersangkutan akan membela partainya dan menargetkan duduk kursi di parlemen.
Hal ini dikemukakan Anggota Dewan Pers, Bambang Harymurti, saat menjadi pembicara dalam dialog yang disiarkan TVRI, di Jakarta, Selasa malam, (11/11/2008). “Wartawan boleh menjadi caleg, tapi berhenti dulu (menjadi wartawan)”, katanya.
Dialog ini juga mengundang Pemimpin Redaksi harian Jurnal Nasional, Ramadhan Pohan, dan pengamat pers, Ignatius Haryanto. Sedang Anggota Dewan Pers, Wina Armada Sukardi, sebagai moderator.
Ramadhan, wartawan yang menjadi caleg dari Partai Demokrat, berpendapat posisi sebagai wartawan tidak perlu dipertentangkan dengan status caleg. Independensi wartawan harusnya dinilai dari beritanya, bukan statusnya sebagai caleg. “Sebagai wartawan saya melakukan tugas jurnalistik saya dengan baik. Demikian juga sebagai caleg,” katanya.
Ia menambahkan, akan semakin baik kalau banyak wartawan masuk ke dunia politik. Sebab wartawan memiliki banyak informasi, terlatih bersikap idealis dan biasa bekerja dengan akurat. Tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia juga banyak yang berlatarbelakang pekerja pers. “Ada keyakinan yang saya perjuangkan,” tegasnya.
Berbaju ganda
Ignatius sebaliknya menilai, wartawan yang merangkap caleg berarti berperan ganda. Pilihan itu menimbulkan ketidakadilan. Sebab, kalau pemilik media atau wartawan memiliki kepentingan politik sudah pasti menimbulkan keberpihakan.
Menurutnya latarbelakang wartawan tidak menjamin seseorang tetap idealis ketika menjadi anggota parlemen. Di samping itu, beberapa mantan wartawan yang saat ini menjadi anggota DPR tidak cukup menonjol perannya. “Saya khawatir menjadi wartawan (menjadi) tidak membanggakan,” imbuhnya. (red)
SMS PEMIRSA:
Wartawan sangat tepat sebagai caleg karena tahu situasi dan ngerti suasana rakyat. Maka cocok untuk jadi wakil rakyat. (Wahyu di Yogya)
Saya setuju kalau jabatan wartawan harus lepas karena ditakutin media hanya untuk kepentingan pribadi/partai. (0812.79021xxx)
Wartawan jadi caleg adalah sah-sah saja. Jika dihubungkan dengan etika dan moral tidak relevan. (0813.97440xxx)
Kami sangat tidak setuju wartawan jadi caleg. Kalau mau berjuang untuk rakyat lewat jadi wartawan saja. (Wahdini di Subang)
Saya setuju jika wartawan jadi caleg.Tapi saya tidak setuju jika wartawan yang jadi caleg hanya mengubar janji saja. Tolong dilaksanakan dan diwujudkan apa yang telah dijanjikan. (Bresman Panjaitan di Batam)