Coaching Clinic Pers Mahasiswa, Upaya Penguatan Jurnalisme Berkualitas

images

Semarang – Dalam rangka mendukung kampus sebagai bagian dari upaya penguatan jurnalisme berkualitas, Dewan Pers menggelar Coaching Clinic untuk Pers Mahasiswa Se-Semarang Raya, Kamis (6/10) di Gumaya Tower Hotel, Semarang. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program Dewan Pers untuk menyemai nilai-nilai kemerdekaan pers serta demokrasi sejak dini.

Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers, Arif Zulkifli, yang hadir sebagai narasumber memberikan penjelasan tentang prinsip dasar dalam kerja jurnalistik dan bagaimana seharusnya implementasi Kode Etik Jurnalistik. “Kerja-kerja jurnalistik harus dibatasi etika karena kebenaran jurnalistik bersifat relatif. Sebagai mahasiswa, pers kampus tidak hanya belajar praktik jurnalistik namun belajar nilai-nilai jurnalistik juga penting,” ujar Arif.

Dalam kesempatan tersebut, Arif juga mengemukakan bahwa Dewan Pers sedang mengupayakan perlindungan kepada pers mahasiswa. Dikatakannya, Undang-Undang Pers belum mencakup perlindungan kepada pers mahasiswa, karena mahasiswa masih berada di dalam ranah pendidkan tinggi, yaitu universitas.

Meskipun demikian, kata Arif, ada paradoks dalam memandang posisi pers mahasiswa. Di satu pihak tenaganya diharapkan untuk mengisi kebutuhan wartawan di media profesional, di lain pihak tidak ada perlindungan. “Dewan Pers saat ini sedang memikirkan cara agar ada perlindungan terhadap pers mahasiswa yaitu lewat kesepakatan dengan kementerian pendidikan supaya melindungi pers kampus,” jelasnya.

Aspek Manajemen

Selain diberikan pembekalan tentang jurnalistik, 42 orang perwakilan pers mahasiswa dari Kota Semarang ini dilatih untuk mengelola lembaga pers dengan baik. Asmono Wikan, Ketua Komisi Pemberdayaan Organisasi Dewan Pers, yang juga didapuk sebagai narasumber mengemukakan bahwa salah satu kelemahan pers mahasiswa adalah adanya problem dalam manajemen.  “Pers mahasiswa belum bisa menjadi profesional, tapi pers mahasiswa bisa menjadi wahana untuk latihan. Namun, latihan juga tidak boleh sembarangan. Harus dikelola dengan baik,” kata Asmono.

Pada kegiatan tersebut, peserta diberikan tugas berkelompok berupa praktik sederhana bagaimana mengelola media dan merencanakan liputan dengan baik. Melalui praktik ini, Asmono berharap mahasiswa dapat menyusun rencana liputan yang sistematis dan terstruktur. “Tidak ada jurnalisme berkualitas tanpa perusahaan pers yang berkualitas,” pungkasnya.

 

By MediaCentre2| 12 Oktober 2022 | berita |