JAKARTA—Pemakaman jenazah Ketua Dewan Pers, Prof Dr Azyumardi Azra, dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, pada Selasa (20/9) pagi. Pemakaman secara militer itu dimulai menjelang pukul 09.00 WIB.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, bertindak selaku inspektur upacara. “Atas nama negara bangsa dan Tentara Nasional Indonesia, saya Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dengan ini mempersembahkan kepada persada Ibu Pertiwi jiwa dan raga almarhum,” kata Muhadjir.
Usai pemakaman, Muhadjir mengaku sangat kehilangan. “Beliau sosok besar dan juga sahabat di bidang akademik. Beliau membangun khazanah intelektual di bidang ilmu sosial dan agama Islam yang bermakna besar bagi kemajuan bangsa,” tutur Muhadjir yang mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Selain kerabat dan keluarga almarhum, beberapa tokoh dan pejabat negara juga terlihat menghadiri pemakaman mantan rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tersebut. Tampak mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Boy Rafli Amar, Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasiona Raja Juli Antoni, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan lain-lain.
Selesai upacara, tangis anggota keluarga almarhum pun tak bisa ditahan. Tangisan itu terdengar ketika anggota keluarga almarhum sedang melakukan tabur bunga di atas makam Prof Azra yang berada di Blok Z nomor 426.
Prof Azra meninggal pada Ahad (18/9) di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia. Saat itu satu-satunya pria Indonesia dan negara nonpersemakmuran yang mendapat gelar ‘sir’ dari Ratu Elizabeth (Inggris) itu hendak menghadiri seminar atas undangan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) yang juga dihadiri mantan wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Anwar Ibrahim.
Dua puluh menit menjelang mendarat di Bandara Kuala Lumpur, Jumat (16/9), Prof Azra mengalami batuk berkepanjangan. Menurut dokter rumah sakit tersebut, batuk itu muncul karena serangan jantung. Pria kelahiran 4 Maret 1955 di Padang Pariaman, Sumatra Barat, itu meninggalkan istri dan empat putra-putri.
Selamat jalan, Prof Azra. Meski hanya empat bulan Prof Azra memimpin Dewan Pers, pikiran serta ide-ide mulia dan kesederhanaannya akan selalu dikenang. Masyarakat pers tentu merasa sangat kehilangan. ***