JAKARTA—Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI) bertamu ke Dewan Pers. Rombongan ISWAMI dipimpin oleh Zulkifli Hamzah sebagai ketua dan diterima oleh Ketua Dewan Pers, Prof. Azyumardi Azra. Ikut mendampingi Prof Azra, yakni M Agung Dharmajaya (wakil ketua), Tri Agung Kristanto (anggota), Syaefudin (sekretaris Dewan Pers), dan staf Dewan Pers.
“Kami sangat senang bisa diterima langsung oleh Prof Azra. Kami ingin belajar banyak tentang Dewan Pers,” tutur Ketua ISWAMI, Zulkifli Hamzah, Jumat (19/8) di Gedung Dewan Pers, Jakarta.
Ia menjelaskan, sampai sekarang Malaysia belum memiliki Dewan Pers. Rintisan untuk membentuk semacam Dewan Pers di Malaysia sudah lama dilakukan. Akan tetapi hingga sekarang masih belum juga bisa terbentuk.
Menurut Zulkifli, sikap pemerintah Malaysia terhadap keberadaan asosiasi pers memang berubah-ubah. Hal ini sangat tergantung pada kebijakan penguasa Malaysia. Lantaran pemerintahan Malaysia berganti pimpinan, ujarnya, maka sikap penguasa terhadap keberadaan lembaga semacam Dewan Pers juga ikut berubah.
Penasihat ISWAMI, Zakaria A Wahab, menambahkan sejarah rencana pendirian Dewan Pers (Press Council) di Malaysia sudah sejak tahun 80-an. “Saat itu yang merintis untuk membentuk Press Council itu para wartawan pejuang. Sebagian besar dari mereka sudah tidak ada,” papar Zakaria.
Ia tidak terlalu yakin semangat juang wartawan sekarang ini bisa sebesar mereka yang merintis pembentukan Press Council pada tahun 80-an. Apalagi, kondisi pers di Malaysia belakangan ini juga mengalami penurunan akibat pandemi.
Zakaria mengutarakan, di Malaysia sampai saat ini belum ada asosiasi wartawan. Walau demikian, di Malaysia sudah ada Undang-Undang Pers.
Sedangkan Prof Azra menyarankan agar wartawan di Malaysia membentuk asosiasi sesuai platform yang ada. Bisa saja dibentuk asosiasi jurnalis media cetak, media elektronik, dan media daring. Dari organisasi-organisasi itu nanti, mereka bisa berdiskusi untuk membuat payung yang menaungi, yakni semacam Dewan Pers.
Selain itu, Prof Azra juga menawarkan kerja sama magang bagi wartawan Malaysia. Ide ini mendapat dukungan dari M Agung Dharmajaya dan Tri Agung. Para wartawan Malaysia bisa menjalani magang di pelbagai media di Indonesia. Demikian juga dengan wartawan Indonesia, bisa magang di Malaysia. Bahkan Prof Azra juga menawarkan jurnalis Malaysia yang mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia.