Keterwakilan Perempuan Perlu Akomodasi

images

JAKARTA (Koran Jakarta) - Badan Pekerja Pemilihan Anggota Dewan Pers (BPPA) mendorong agar Dewan Pers periode 2013-2016 membuat aturan tetap mengenai keterwakilan perempuan dalam kepengurusan. Hal tersebut diperlukan seiring dengan meningkatnya jumlah jurnalis perempuan dan tuntutan untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap perempuan saat menjalankan profesinya sebagai wartawan.

"BPPA mendorong di kepengurusan Dewan Pers berikutnya harus mulai dipikirkan mengenai keterwakilan perempuan," kata Ketua Komisi Pelatihan, Pendidikan, dan Pengembangan Profesi Wartawan Dewan Pers, Uni Lubis, dalam Diskusi Memperkuat Peran Jurnalis Perempuan dalam Meliput Isu Penting bagi Publik, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (20/12).

Menurut Uni, hal tersebut penting mengingat jumlah jurnalis perempuan mengalami peningkatan signifikan. Dengan begitu, tuntutan untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap jurnalis perempuan juga semakin tinggi.

Untuk diketahui, dalam bursa pemilihan anggota Dewan Pers periode 2013-2016, terdapat 38 nama yang masuk dari kalangan jurnalis, pengusaha media, dan tokoh masyarakat. Namun, hanya satu nama perempuan yang muncul. "Kemudian, calon dari perempuan tersebut pun tidak lolos ke 18 besar. Jadi periode ini sebenarnya kemunduran dari sisi kesetaraan gender karena tidak ada keterwakilan perempuan di sana," ungkap Uni.

Ia menyayangkan, sejumlah organisasi profesi kewartawanan juga tidak mendaftarkan nama-nama perempuan dalam pendaftaran anggota Dewan Pers. "Hanya satu, itu dari PWI, sayang sekali organisasi lain belum mengajukan nama-nama perempuan untuk dicalonkan," papar dia.

Sementara itu, Ketua BPPA, Priyambodo, menduga adanya keterbatasan informasi mengenai pemahaman Dewan Pers di kalangan jurnalistik itu sendiri. "Jangan-jangan, sedikitnya perempuan yang mendaftar karena Dewan Pers kurang dipahami masyarakat," jelas Priyambodo.

Padahal, Priyambodo sangat berharap adanya wakil perempuan yang masuk dalam bursa pemilihan. Meski secara statistik, populasi jumlah jurnalis perempuan memang tidak sebanyak jurnalis pria.


"Tapi, dalam hal ini memang bukan soal jumlah, namun peran, dan keberanian perempuan untuk maju, idealnya memang di kepengurusan ada keterwakilan perempuan," tegas Priambodo.

Dalam kesempatan yang sama, Meneg PP dan PA, Linda Amiliasari Gumelar mengungkapkan persoalan kesetaraan gender saat ini sedang mendapat sorotan dunia. Salah satunya tertuang dalam butir-butir MDG's, dan dari 8 poin target yang ada, sebagian besar berbicara mengenai perempuan.

"Kesetaraan gender, tingginya angka kematian Ibu, dan lingkungan merupakan bukti persoalan perempuan dan anak adalah yang paling rentan dalam pembangunan," sebut Linda.

Untuk itu, peran jurnalis perempuan dalam mengawal kepentingan perempuan dalam pembangunan kian diperlukan. "Agar pembangunan makin baik lagi. Indek pembangunan manusia ditentukan indeks pembangunan gendernya, itu mutlak," tegas Linda.

Linda juga mendorong agar para jurnalis perempuan aktif dalam forum-forum jurnalis. "Agar dapat bergandengan tangan untuk memperjuangkan urusan-urusan perempuan," tegas dia.

Tingkatkan Peran

Senada dengan Linda, Ketua Dewan Pers Periode 2010-2013, Bagir Manan, menilai peran perempuan dalam forum-forum jurnalis perlu lebih ditingkatkan. "Perannya sekarang sudah luar biasa, tapi perlu ditingkatkan lagi. Selain dari sisi jumlah, juga dari keorganisasian sebab jurnalis perempuan memiliki banyak pekerjaan rumah untuk meliput dan mengawal terkait persoalan-persoalan bangsa," ungkap Bagir.

Sementara itu, Siti Muktiah Mashud, dari Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan, berharap ke depan semakin banyak lagi jumlah jurnalis perempuan di Indonesia yang dapat menguasai bidang-bidang peliputan yang penting bagi publik. "Semakin banyak jumlahnya, semakin bisa berbuat banyak juga untuk kepentingan perempuan, mengingat kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan, lalu kasus hukum Tenaga Kerja Wanita yang terjadi di Luar Negeri butuh kepedulian dan pengawalan, perempuan dapat mengupayakan kemajuan kaumnya sendiri," pungkas dia. (cit/N-1)

 

Sumber: koran-jakarta.com; Jumat, 21 Desember 2012

http://m.koran-jakarta.com/index.php?id=108573&mode_beritadetail=1

 

By Administrator| 26 Desember 2012 | berita |