Tempo Beri Penjelasan kepada Dewan Pers

images

JAKARTA - Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Toriq Hadad, memenuhi undangan Dewan Pers untuk memberi penjelasan terkait pengaduan Aburizal Bakrie ke Dewan Pers, Selasa, (2/10/2008). Toriq, didampingi beberapa redaktur Tempo, menyampaikan keterangan kepada Ketua Dewan Pers, Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA., dan beberapa anggota Dewan Pers. Pertemuan ini diliput terbuka oleh wartawan.

Dalam keterangannya kepada Dewan Pers, Toriq menyatakan, tulisan berjudul “Panas Digoyang Gempa Bumi” dalam edisi 17-23 November 2008, sama sekali tidak ada bagian yang menuduh Aburizal Bakrie menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan bisnis.

Selain itu, Laporan Utama Tempo edisi tersebut ditulis berdasar wawancara dengan beberapa sumber, melalui pengumpulan data serta proses cek dan cek-ulang. “Pemakaian sumber anonim merupakan hal biasa yang dibenarkan dalam kerja jurnalistik. Karena kami menganggap sumber informasi itu sangat sahih, kami menurunkannya setelah melakukan proses cek dan cek-ulang,” ungkap Toriq dalam penjelasannya menanggapi pertanyaan soal penggunaan sumber anonim dalam tulisan Tempo.

Sementara mengenai sampul Tempo, Toriq menjelaskan, sama sekali tidak ada maksud untuk menghina atau memberikan cap buruk dengan memilih angka tertentu untuk diletakkan di tempat tertentu. “Penggambarnya meletakkan (angka) di sana-sini semata-mata untuk memenuhi kesesuaian dengan bidang yang tersedia,” katanya.

Dewan Pers akan mempelajari penjelasan Tempo sebelum dilakukan proses mediasi dalam waktu dekat ini. Dalam mediasi tersebut kedua pihak yang bersengketa akan dipertemukan.

Pengaduan Aburizal Bakrie
Sebelumnya, Jumat (28/11/2008), Aburizal Bakrie atas nama pribadi datang ke Dewan Pers untuk mengadukan majalah Tempo edisi 17-23 November 2008 dengan Laporan Utama berjudul “Siapa Peduli Bakrie”. Pengaduan Aburizal Bakrie diterima langsung oleh Ketua Dewan Pers.

Dalam pengaduannya, Aburizal Bakrie menyatakan, pemberitaan Tempo mengiring pembaca untuk percaya pada jalinan cerita dirinya adalah penyumbang besar kampanye SBY pada Pemilu 2004. Karena itulah ia diangkat menjadi menteri dan tidak dicopot ketika terjadi reshuffle.

Berita itu juga mengarahkan pembaca untuk percaya dirinya telah menggunakan kekuasaan politik untuk mendesak pemerintah menolong perusahaan keluarga Bakrie. “Singkatnya, saya dianggap telah menodai amanat jabatan saya,” katanya.

Terkait sampul Tempo, Aburizal Bakrie menganggap ada praduga jahat yang secara sengaja dibuat untuk menghina. Hal ini terkait peletakan angka 666 pada pelipis wajah gambar Bakrie di sampul Tempo. Angka 666 menurutnya sangat terkenal sebagai simbol iblis.

Aburizal Bakrie meminta Dewan Pers untuk memerintahkan Tempo memulihkan nama baiknya, melakukan koreksi berbagai kesalahan yang ada termasuk foto sampul, meminta maaf kepadanya, dan memuat Hak Jawab dalam jumlah halaman yang sama dengan berita pada edisi yang diadukan.*

By Administrator| 02 Desember 2008 | berita |