Sengketa Pers Diselesaikan dengan Kaidah Pers

images

Jakarta (Berita Dewan Pers) - Ketua Dewan Pers, Bagir Manan menegaskan, sengketa pers sepanjang terkait kegiatan jurnalistik sebaiknya diselesaikan dengan kaidah-kaidah pers. Dalam hal ini perlu dibedakan antara pekerjaan wartawan karena kegiatan jurnalistik dan yang di luar itu.

Penegasan tersebut dikemukakan Bagir Manan saat menjadi narasumber program dialog Dewan Pers Kita bertema ”pers mencari narasumber” yang disiarkan TVRI nasional, Senin (13/4/2010) pukul 21.00-22.00 WIB. Dialog yang dipandu Anggota Dewan Pers, Wina Armada Sukardi, ini juga menghadirkan pengamat pers, Tjipta Lesmana, dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat, Ilham Bintang.

Menurut Bagir Manan, Kode Etik Jurnalistik dan UU No. 40/1999 tentang Pers mengatur kaidah-kaidah terkait pers. Misalnya soal berita yang cover both sides dan pemilihan narasumber yang kompeten.

Saat melakukan kegiatan jurnalistik, wartawan dapat berbuat salah dan harus terus belajar dari kesalahannya itu. ”Belajar bukan saja karena kita tidak tahu, tapi juga karena kesalahan,” kata Ketua Mahkamah Agung periode 2001-2008 ini.

Tjipta Lesmana berpendapat, kualitas berita sangat ditentukan oleh kualitas narasumber. Karena itu, wartawan harus berhati-hati saat memilih narasumber untuk beritanya. Kualitas narasumber, lanjutnya, setidaknya ditentukan oleh dua faktor yaitu otoritas dan kredibilitasnya.

Menurutnya, pemilihan narasumber oleh pers tidak lagi sepenuhnya berdasar kualitas karena banyak pers disusupi kepentingan politik. ”Saya tahu persis ada media yang disusupi kepentingan politik,” ungkapnya.

Ilham Bintang melihat dinamika pers saat ini luar biasa kompleks. Dinamika tersebut akan dilalui oleh pers yang membuatnya semakin dewasa. Yang terpenting, kalangan pers terus berupaya menegakkan kode etik.

Terkait dengan pemilihan narasumber, menurutnya wartawan perlu meneliti bukti-bukti yang disampaikan narasumber sebagai langkah verifikasi atas kebenaran informasi yang diterimanya.*


SMS Pemirsa TVRI:

Menurut saya terlalu banyak kepentingan komersialnya daripada mutu dan kebenaran beritanya. (Dari Nophi di Curup, Bengkulu)

Pers harus mencari narasumber yang sesuai dengan kompetensi narasumber sehingga pembaca/pendengar tercerahkan dan tercerdaskan. (Dari Rusmin di Toboali, Bangka Selatan)

Sudah selayaknya para jurnalis lebih cermat dan cerdas dalam memilih narasumber. (Dari Ekos di Garut)

Pers kita sekarang nampaknya hilang fungsi, sebab sekarang cenderung untuk kepentingan bisnis. (Dari Dakim di Kalimantan Barat)

Saya setuju dengan kebebasan pers tapi tolong wartawan itu jangan kebablasan. Tolong diingatkan insan pers. (Dari Feri di Palembang)

 

By Administrator| 25 Mei 2010 | berita |