Kritik Pers untuk Perbaiki PSSI

images

Jakarta (Berita Dewan Pers) - Menyikapi kisruh yang terjadi di Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), pers harus dapat maksimal memberi informasi yang sebenarnya kepada masyarakat tentang apa yang terjadi di PSSI. Pers harus menggali sedalam mungkin persoalan yang ada, seperti masalah kepentingan pribadi dan kelompok di dalam kepengurusan PSSI.
Demikian disampaikan Anggota Dewan Pers, Margiono, saat menjadi narasumber talkshow “Dewan Pers Kita” di TVRI, Selasa, (18/3), yang mendiskusikan tema profesionalisme wartawan dalam meliput kisruh di PSSI. Talkshow yang dipandu Wina Armada Sukardi ini juga menghadirkan narasumber Arief Kurniawan (Wakil Pemimpin Redaksi Tabloid Bola) dan Yesayas Oktovianus (Wartawan senior harian Kompas di bidang olahraga).

Pers yang mengungkap kebobrokan PSSI, Margiono meminta, jangan dianggap karena kebencian. Pers melakukan hal itu sebagai kritik. Apa yang diekspresikan wartawan adalah realitas yang ada di masyarakat. Apabila masyarakat kecewa dengan persepakbolaan Indonesia, pers juga mengekspresikan kekecewaan itu.

“Risiko pekerjaan wartawan karena melakukan kritik sosial, orang yang dikritik sering menganggap itu sebagai kebencian,” kata Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini.

Menurutnya, wartawan hendaknya memahami persoalan yang diliputnya secara mendalam. Dalam meliput kasus PSSI, profesionalisme wartawan harus didukung dengan pengetahuan teknis tentang apa yang terjadi di PSSI.

Soal adanya perbedaan pandangan atau pendapat dari berbagai pihak dalam menyikapi kisruh di PSSI, Margiono menyatakan, pers harus memberi informasi tentang perbedaan pandangan atau pendapat itu.

Pada kesempatan yang sama, Arief Kurniawan berpendapat, banyak faktor yang mempengaruhi sepakbola Indonesia, seperti pembinaan pemain, luas wilayah indonesia, kepentingan politik dan pemilu.

“Kami di Bola sepakat Nurdin harus turun tetapi caranya legal,” ungkap Arief menyikapi tuntutan agar Ketua PSSI, Nurdin Halid, mengundurkan diri.

Ia mengungkapkan, ketika Liga Primer Indonesia (LPI) akan bergulir, banyak wartawan ditawari menjadi pengurus. “Kami (Bola) membatasi diri karena akan mengganggu independensi dan profesionalisme wartawan,” katanya.

Yesayas Oktovianus mengatakan, wartawan merupakan salah satu dari tujuh unsur penggiat sepakbola. Namun, selama ini, kritik media kurang didengar oleh PSSI.*


redaksi
By Administrator| 19 April 2011 | berita |